Sengeta Jokowi dan Bibit Waluyo

Sengketa Jokowi dan Bibit Waluyo. Mereka bersengketa mengenai rencana pembangunan mal di lokasi bekas pabrik es Saripetojo. Jokowi yang sejak mulai menjabat menunjukkan kebijakan yang pro-rakyat kecil menentang dengan keras penggusuran Saripetojo yang mencatat sejarah sebagai salah satu pabrik es pertama di Indonesia. Sebaliknya, Bibit Waluyo ingin agar pabrik es tak berguna itu digusur dan diganti sebuah pusat perbelanjaan nan modern.

Persengketaan keduanya memuncak awal minggu ini ketika Bibit kehilangan kesabaran dan secara terbuka di depan publik memaki Jokowi sebagai “bodoh”.

Disadari atau tidak, Bibit Waluyo sudah menggali sendiri lubang kubur karir politiknya. Dan di saat yang sama melambungkan nama Jokowi. Politik adalah soal persepsi dan ini yang dilupakan oleh Letjen (Purn.) Bibit Waluyo.

Bibit lupa bahwa Jokowi adalah pencuri hati rakyat. Dia sangat populer di Solo, bahkan kini mulai populer di tingkat nasional. Dia adalah salah satu walikota tersukses di Indonesia, dua kali menjabat posisi walikota, dan kemenangannya dalam pilkada terakhir sangat mencolok dengan merebut 90 persen suara pemilih. Bandingkan dengan popularitas Bibit Waluyo yang hanya memenangi kurang dari 50 persen suara pemilih dalam pilkada Jawa Tengah 2008 lalu.

Dari persentase kemenangan pilkada itu sebenarnya Bibit Waluyo tidak ada apa-apanya dibanding Jokowi. Bibit Waluyo mengidap post-power syndrome sebagai mantan jenderal dan Panglima Kostrad. Bibit Waluyo lupa bahwa kunci kemenangan dalam pertempuran persepsi adalah kepandaian meraih simpati rakyat, bukan kepandaian menggerakkan pasukan yang bisa dilakukan dengan satu komando.

Dalam soal merebut simpati rakyat, Jokowi adalah ahlinya. Dia tidak arogan seperti laiknya seorang pejabat tinggi. Dia mau mendengarkan suara rakyat. Jokowi adalah pakar soal branding, maklumlah dia mantan pengusaha mebel. Branding itu ditancapkan melalui foto-foto Jokowi tengah mengayuh becak atau mendorong gerobak. Dan ketika dikatakan bodoh oleh Bibit Waluyo, Jokowi dengan santainya menjawab bahwa dia memang bodoh dan mesti banyak belajar. Jokowi bermain apik dengan merendahkan diri. Jokowi tahu rakyat sudah muak dengan arogansi penguasa dan akan mencintai orang yang sanggup merendahkan diri.

0 komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...